3 Tokoh Besar yang Pernah Menyatukan Nusantara

Indonesia membentang luas dari ujung Timur hingga ke ujung Barat nusantara yang meliputi 34 provinsi dan kurang lebih 255 juta penduduk. Negara seluas 1.919.440 kilometer persegi ini mencakup 17.508 pulau dan 6 ribu tidak berpenghuni. Karena begitu luasnya, negara kita berada di urutan ke-15 sebagai negara terluas di dunia.

Mungkin di era modern seperti sekarang ini, kita sulit membayangkan bagaimana seluruh wilayah nusantara bisa bersatu menjadi NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak cerita tentang persatuan wilayah yang luas ini bahkan sebelum Indonesia terbentuk. Berikut ini beberapa tokoh yang dikenal pernah menyatukan nusantara.

1. Raja Wisnu

Dapunta Hyang Sri Jayanasa adalah maharaja Sriwijaya pertama dan dianggap sebagai pendiri kerajaan Sriwijaya. Namanya sering disebut-sebut pada beberapa prasasti awal Sriwijaya dari akhir abad VII yang menceritakan perjalanan sucinya mencari berkah dan menaklukan wilayah di sekitarnya. Menurut catatan-catatan ini, Sriwijaya mengalahkan Jambi, Palembang, Selatan Lampung, Pulau Bangka, bahkan melancarkan serangan di pulau Jawa, yang kemungkinan menyebabkan runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.

Wilayah kekuasaan Sriwijaya [Image Source]

Selanjutnya pada kekuasaan Raja Wisnu, kekuasaan Sriwijaya semakin meluas hingga ke Thailand dan Kamboja. Pada abad ke-7. pelabuhan Champa di timur Indochina membuat banyak kapal pedangan beralih dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal itu, Maharaja Dharmasetu atau Raja Wisnu melancarkan serangan ke kota-kota pantai di Indochina sehingga kota Indrapura di tepi sungai Mekong berada di bawah kendali Sriwijaya.

Candi Muara Takus, jejak kerajaan Sriwijaya yang dipimpin Dapunta Hyang [Image Source]

Karena kekuasaannya yang luas inilah kerajaan Sriwijaya sering disebut sebagai kerajaan yang luas dan menyatukan nusantara. Meski begitu, kekuaasaan terbesar Sriwijaya pada masa keemasannya hanya meliputi Sumatera, Jawa Barat hingga Jawa Tengah, Semenanjung Malaya, Thailand dan Kamboja.

2. Patih Gajah Mada

Kita semua tentu sudah sering mendengar sosok Patih Gajah mada. Ia adalah patih kerajaan Majapahit yang dalam masa pemerintahan prabu Hayam Wuruk. Pada pengangkatannya sebagai seorang Patih, ia mengungkapkan sumpah Palapa yang begitu terkenal yang dicatat dalam kitab Pararaton. Sumpah inilah yang disebut-sebut sebagai sumpah untuk menyatukan nusantara.

Peta kekuasaan Majapahit [Image Source]

Sumpah Palapa tersebut berbunyi, “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”.

Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, potongan teks tersebut berarti: “Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada “Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.” Palapa di sini diartikan sebagai rempah-rempah atau rempah kehidupan yang berarti Patih Gajah Mada tidak akan menikmati kehidupan dunia sebelum sumpahnya tercapai.

Patih Gajah Mada [Image Source]

Sejumlah orang memang meragukan sumpahnya, namun saat menjabat sebagai Patih, ia hampir berhasil menaklukan nusantara meskipun tidak seluruhnya seperti wilayah NKRI sekarang ini. Beberapa kerajaan yang ditaklukan antara lain Bedahulu (Bali), Lombok, Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan beberapa negeri lainn di Sumatera. Selanjutnya juga Pulau Bintan, Tumasik (Singapura),Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga, Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Meski begitu, ada argumen lain yang menyebutkan bahwa kekuasaan Majapahit sebenarnya tidak seluas itu dan hanya seluas Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nusantara yang dimaksud adalah koalisi antara kerajaan yang saling bekerja untuk kepentingan bersama seperti keamanan dan perdagangan regional. Koalisi tersebut berupa mitra dalam kedudukan yang sama. Kemungkinan, anggapan bahwa Majapahit menguasai Nusantara adalah karena keinginan Presiden pertama Indonesia untuk menyatukan negara dan Muhammad Yamin kemudian menggunakan gagasan Nusantara sebagai bentuk negara kesatuan.

3. Soekarno

Warga Indonesia tentu semua tahu siapa itu Presiden Soekarno. Sebagai presiden pertama Indonesia, maka beliau juga layak disebut sebagai sosok yang berhasil menyatukan Nusantara. Soekarno memiliki peranan penting dalam usahanya memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Soekarno [image source]

Perjuangannya yang berat membuatnya sering bermasalah dengan pihak Belanda hingga ia sempat beberapa kali ditangkap dan dipenjara, bahkan dibuang. Ia memiliki kemampuan memimpin masyarakat dan membangkitkan semangat para pejuang dan bangsa Indonesia. Hal inilah yang membuatnya begitu disegani sehingga pihak Belanda khawatir dengan sepak terjang Soekarno.

Bersama dengan Mohammad Hatta, ia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia juga sosok yang pertama kali mencetuskan konsep Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tidak hanya itu saja, ia sendiri juga yang menamai konsep tersebut.

Indonesia adalah negara yang begitu besar, maka mempertahankannya agar tetap utuh dan bersatu juga bukan perkara sederhana. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, agama, suku, dan lainnya, untuk itu kita harus menanamkan rasa toleransi kita satu sama lain untuk bisa menjaga keutuhan NKRI. Kita tentu tidak mau perjuangan para pahlawan dan tokoh-tokoh besar yang pernah menyatukan nusantara menjadi sia-sia, bukan?


Sumber 

0 comments: